Senin, 11 Agustus 2014

Biar Menderita Tapi Bahagia





Biar Menderita Tapi Bahagia

Yeremia menghadapi ancaman kembali. Setelah beberapa waktu yang lalu dipukul dan dipasung di pintu gerbang (20:2), kali ini Yeremia ditangkap dan akan dibunuh. Hal ini dialami karena Yeremia menyampaikan perkataan Tuhan tentang pemusnahan Bait Suci. Di hadapan orang banyak di pelataran bait Suci, Yeremia menubuatkan kehancuran Bait Suci. Para imam dan nabi palsu menjadi geram dengan perbuatan Yeremia. Bait Suci sangat penting bagi imam dan nabi palsu karena rakyat sangat menghormati bait Suci dan hal tersebut memberikan mereka kuasa untuk mengatur rakyat. Untuk mendapatkan popularitas, mereka menghindari teguran Tuhan dan selalu mengemukakan hal-hal yang menyenangkan, sehingga Bait Suci yang seharusnya menjadi tempat untuk mendengarkan suara Tuhan—termasuk mendengar teguran TUHAN—berubah menjadi tempat untuk mendengarkan berita-berita yang enak didengar. Itulah sebabnya, Allah hendak menghancurkan bait Suci.
Yeremia menderita bukan karena kesalahannya, tetapi karena kebenaran yang dia perjuangankan dan ketaatannya kepada Allah. Penderitaan semacam ini adalah penderitaan yang patut untuk dibanggakan sebagaimana dikemukakan dalam Matius 5:11-12, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” Penderitaan yang dialami orang percaya sebagai konsekuensi dari mengasihi Yesus merupakan panggilan bagi orang Kristen. Oleh sebab itu, Paulus berkata bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Yeremia 26:8
"Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: “Engkau harus mati!”"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar